Badai matahari yang terjadi kemarin di sejumlah kawasan di bumi
ini merupakan yang terbesar dalam enam tahun terakhir ini. Kecepatan
badai tersebut mencapai 2.000 kilometer per detik. Badai matahari
terbesar sebelumnya yang terjadi pada 2005 lalu, proton-proton matahari
bergerak dengan kecepatan 93 juta miles per jam.Laporan Daily Mail, Rabu
(25/1) menyebutkan, efek dari badai matahari ini, yang berupa pantulan
cahaya alami (northern lights atau aurora borealis) itu masih dapat
disaksikan sampai Rabu (25/1) ini, diantaranya di Kanada, Norwegia, dan
Inggris. Bahkan, Direktur Asosiasi Astronomi Inggris Ken Kennedy
menyebutkan efek badai matahari Selasa lalu itu masih dapat disaksikan
sampai akhir pekan ini.Auroraadalah fenomena pancaran
cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet
sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki
planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh Matahari
(angin surya).
Di bumi, aurora terjadi di daerah di
sekitar kutub Utara dan kutub Selatan magnetiknya. Aurora yang terjadi
di daerah sebelah Utara dikenal dengan nama Aurora Borealis
(IPA /ɔˈɹɔɹə bɔɹiˈælɪs/), yang dinamai bersempena Dewi Fajar Rom,
Aurora, dan nama Yunani untuk angin utara, Boreas. Ini karena di Eropa,
aurora sering terlihat kemerah-merahan di ufuk utara seolah-olah
Matahari akan terbit dari arah tersebut. Aurora borealis selalu terjadi
di antara September dan Oktober dan Maret dan April. Fenomena aurora di
sebelah Selatan yang dikenal dengan Aurora Australis mempunyai sifat-sifat yang serupa.Tapi kadang-kadang aurora muncul di puncak gunung di iklim tropis.
Berikut Video Aurora Borealis:
0 komentar:
Posting Komentar